PenaKu.ID – Warga Desa Tamansari Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat sepertinya akan merasa bahagia setelah nampak dimulainya pembangunan Base Transceiver Station (BTS) atau jaringan telekomunikasi milik telkomsel yang kini tengah dibangun di area Bukit Algoritma yang berlokasi di Jalan Tamansari.
Tower jaringan telekomunikasi ini diperkirakan akan menjangkau masyarakat Desa Tamansari. Terlebih bagi daerah yang selama ini terbelenggu blankspot dari akses internet seperti di Kampung Pinanggading, Bongkok, Cisuba, Sorogol, dan area lain yang mengalami kendala yang sama.
Tentunya, pembangungan BTS tersebut patut disambut baik karena akan memunculkan dampak positif, khususnya bagi kelangsungan bisnis dan ekonomi di desa yang mengandalkan akses internet. Tak hanya itu, setelah pandemi COVID-19 dua tahun ke belakang melanda negara ini, cara belajar anak-anak di sekolah dan dunia kerja pun bermigrasi dengan sistem belajar di rumah dengan konsep jarak jauh. Pun dengan dunia kerja.
Bisa dibayangkan ketika pada saat pandemi melanda dan kebijakan belajar di rumah mulai diterapkan di seluruh sekolah. Tak sedikit para guru di Desa Tamansari ini menjemput bola dengan sistem door to door mengunjungi anak didik di rumah masing-masing, lantaran sistem belajar daring atau bejar dalam jaringan terkendala akses internet. Inilah secuil realita di pelosok Kabupaten Sukabumi karena pembangunan belum merata.
Namun kini, setelah berpuluh-puluh tahun menanti untuk dapat merasakan akses telekomunikasi yang baik dan lancar, BTS yang masih tengah dibangun tersebut akan menjadi sebuah kemerdekaan baru bagi warga di sana.
Kepala Desa Tamansari Muchtar mengakui bahwa Desa Tamansari masih mengalami blankspot di sekitar 33 RT di wilayahnya.
“Tentunya adanya tower bersama pihak desa sangat bersyukur beterimakasih kepada yang investasi di wilayah Desa Tamansari yang wilayahnya di Perusahaan Budi Handoko. Karena memang Tamansari itu blank spot susah sinyal,” kata Muchtar.
Ia menegaskan terkait izin dan administrasi lain atas pembangunan tower jaringan telekomunikasi tersebut sudah sampai ke pihak desa dan sudah terkoordinasi.
“Ke kita udah, izin lingkungan udah. Karena lebih deket ke Kampung Bongkok jadi koordinasinya ke RT RW setempat udah. Lebih ke daerah Bongkok di RT 13 Kedusunan Bongkok,” terang dia.
Sebelumnya, tower telekomunikasi di Kabupaten Sukabumi tersebut sempat dilakukan uji coba beberapa tahun ke belakang hingga pada akhirnya perusahaan memutuskan untuk memasang tower yang lebih tinggi dengan jangkauan yang tentunya luas di Kabupaten Sukabumi.
“Nah sekarang udah mulai dibangun. Ini kemarin uji coba satu tahun telkomsel udah bangus. Sinyal udah bagus, nah sekarang diperanenkan akan dibangun ketinggian kurang lebih 70 meter maka saya sendiri sangat bertemikaasih dan untuk bekerja perangkat desa juga ga sulit lagi untuk mencari sinyal dan wiifi,” ujarnya.
Saat disinggung menyoal bantuan prorgram Desa Dital dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Muchtar menerangkan bantuan Desa Digital dapat menjadi salah satu pendapatan asli desa (PADes) ke depannya yang dapat dikelola oleh pihak ketiga atau BUMDES yang akan dianggarkan dari dana desa (DD).
Namun saat ini, lanjut dia, pemanfaatan jaringan internet Desa Digital belum secara menyeluruh disebarkan ke masyarakat. Pasalnya, program tersebut belum secara resmi diserahterimakan. Saaat ini, bantuan Desa Digital tersebut hanya baru dapat dimanfaatkan oleh Kantor Desa Tamansari dan masyarakat yang berada di dekat ruang lingkup Kantor Desa Tamansari Kabupaten Sukabumi.
“Pemanfaatnannya udah terima cuman sampe desa aja, untuk pemanfaatnya ke warga belum karena posisi belum punya anggaran desa. Baru gratis setahun, nanti pengembangannya ke masyarakat nanti pihak desa cari pihak ketiga. Bebannya juga jangan terlalu mahal untuk masyarakat karena bantuannnya ini dari provinsi,” katanya.
Kendati demikian, Muchtar mengatakan akses internet Desa Digital sudah disebar ke sejumlah sekolah yang berada di Desa Tamansari Kabupaten Sukabumi.
“Adanya bantuan pemerintah provinsi tentu ini saya udah membuat tower di wilayah-wilayah kedusunan. Di Cicareuh udah di Pinanggading udah untuk menjangkau pendidikan anak-anak karena anak-anak butuh ujian sistem komputer pake sinyal,” ujar Kades Muchtar.
Kades berharap adanya dua penopang infrastruktur telekomunikasi di Desa Tamansari Kabupaten Sukabumi tersebut dapat menjadi peluang baru bagi para pengusaha dan para UMKM untuk bertransformasi ke sistem digital.
Salah satu pekerja Tower Telkomsel Desa Tamansari, Muhtar (50), mengungkapkan TGB atau tower gabungan bersama tersebut hanya tinggal tahap finishing dan tak lama lagi akan segera dinikmati oleh seluruh masyarakat di Desa Tamansari Kabupaten Sukabumi.
“Ini tinggal pemasangan jaringan listrik PLN dan pemasangan perangkap sinyal,” kata Muhtar saat dijumpai di lokasi pembangunan BTS, Sabtu (24/12/22).
Ia mengaku tak tahu persis kapan tower tersebut akan diaktifkan dan dilaunching seperti yang sudah dilakukan peluncuran jaringan internet telkomsel di Desa Girijaya Kabupaten Sukabumi.
“Selain di sini kami juga membangun di Desa Girijaya cuman di sana sudah aktif seminggu yang lalu,” sambung dia.
“Mungkin kalau yang di sini kendalanya karena terlalu jauh ke tiang listrik PLN-nya jadi belum beres secara total,” imbuh Muhtar.
Agus Mulyana (42), warga setempat menuturkan bangunan Tower Telkomsel Desa Tamansari sudah hampir satu bulan dibangun di lokasi Bukit Algoritma Shaolin.
Ia berharap setelah difungsikannya BTS tersebut akses komunikasi melalui jaringan internet akan semakin mudah dan lancar.
“Kepada pihak-pihak terkait mohon segera difungsikan tower jaringannya,” pinta Agus.
Jumlah Blankspot di Kabupaten Sukabumi
Sementara itu, Diskominfo Jawa Barat melalui keterangan resmi pada Jumat, 15 Juli 2022 menyebutkan, berdasarkan laporan dari sejumlah daerah di Jabar, di Kabupaten Bandung ada 60 titik/desa yang blankspot internet yang sudah diajukan ke BAKTI Kominfo RI, Kabupaten Garut masih ada 940 titik blankspot, dan Kabupaten Sukabumi 115 titik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Ika Mardiah mengatakan, untuk membantu desa yang masih blankspot, Jabar membuat program unggulan Desa Digital.
“Kita kerja sama melakukan pembangunan desa digital dan meningkatkan kapabilitas BUMDes. Kita juga melakukan program BUMDes-nya aktif berjualan produk dan mendorong program desa digital tematik untuk meningkatkan ekonomi desa,” ujar Ika.
Namun, yang perlu disiapkan pemda kabupaten/kota, kata Ika, literasi digital masyarakat. Sehingga ketika akses internet itu hadir, masyarakat memanfaatkannya untuk hal yang produktif dan positif. Salah satu ancaman dalam membangun literasi digital masyarakat yakni overload informasi yang berujung pada marak misinformasi, disinformasi, dan hoaks yang menyesatkan masyarakat. Ancaman lain adalah konten negatif seperti pornografi, isu SARA, serta kekerasan yang berpotensi mendegradasi moral dan merusak psikis generasi muda Jabar.
**