Tutup
PenaOpini

Bagaimana Eksistensi Guru di Tengah Pandemi?

×

Bagaimana Eksistensi Guru di Tengah Pandemi?

Sebarkan artikel ini
Bagaimana Eksistensi Guru di Tengah Pandemi?
Bagaimana Eksistensi Guru di Tengah Pandemi?

Opini: Dina Martha Tiraswati, M.Pd (Pengawas SMK Cadisdik Wilayah I Provinsi Jawa Barat)

PenaKu.ID – Pada tahun ini, penyelenggara Hari Guru Sedunia, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, Direktur Eksekutif (Henrietta Fore), Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional (Guy Ryder), dan Sekretaris Jenderal Pendidikan Internasional (David Edwards) dalam pernyataan bersama menyatakan, ”Hari ini kita merayakan dedikasi dan keberanian luar biasa dari semua guru, kapasitas mereka untuk beradaptasi dan berinovasi dalam kondisi yang sangat menantang dan tidak pasti. Mereka adalah aktor utama dari upaya pemulihan pendidikan global dan merupakan kunci dalam mempercepat kemajuan menuju pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil bagi setiap peserta didik, dalam setiap keadaan.”

Pandemi CCOVID-19 berdampak pada profesi guru secara global. Dalam situasi pandemi, para guru bekerja keras memastikan kegiatan pendidikan tetap terlaksana dan meminimalisasi hambatan yang terjadi.

Ketika pemerintah menetapkan kebijakan belajar dari rumah, guru diharuskan mengadaptasi penyampaian materi belajar di kelas secara tatap muka langsung ke pembelajaran dalam jaringan (daring). Berbagai kerja pada sektor pendidikan telah dilakukan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar selama pandemi. Namun, tetap saja terjadi kehilangan pembelajaran (learning loss). Kehilangan pembelajaran dapat berupa kehilangan kemajuan belajar atau ketertinggalan capaian pembelajaran.

Dalam upaya pemulihan pendidikan, guru di berbagai daerah berperan dalam mengerahkan kompetensi dan kreativitas guna mendorong peserta didik untuk meningkatkan capaian belajarnya.

Program Merdeka Belajar dirancang untuk menjawab persoalan yang dirasakan guru dalam menjalani profesinya. Guru seringkali memiliki banyak tugas dan tanggung jawab, baik yang terkait dengan pembelajaran maupun administrasi. Guru sering mengikuti banyak pelatihan, namun tidak sesuai dengan kebutuhannya. Guru merasa kelelahan dan merasa tidak berkembang kariernya, meskipun sudah mengajar bertahun-tahun. Sehingga, program ini dapat membantu guru mendapatkan kunci pengembangan diri; kemerdekaan, kompetensi, kolaborasi, dan karier.

Pemulihan pendidikan jangka pendek difokuskan pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik serta asesmen untuk mengetahui apa yang peserta didik bisa dan tidak bisa lakukan. Tentunya hal ini tidak terlepas pada peranan guru yang hendaknya mampu memahami keberagaman peserta didik. Keberagaman ini diakomodasi dalam metode dan strategi beragam yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Belajar juga melibatkan murid dari perencanaan, proses, evaluasi bahkan refleksi, bukan dikendalikan guru. Kesepakatan yang dilakukan bersama murid dan guru penting dilakukan untuk mengakomodasi ide, harapan, dan perasaan murid sehingga murid dijadikan sebagai subjek dalam pembelajaran.

Guru adalah agen transformasi dalam pendidikan. Seorang guru hendaknya memiliki nilai-nilai positif sebagai agen transformasi pendidikan dalam mewujudkan merdeka belajar. Guru hendaknya senantiasa mendorong dirinya sendiri melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Guru harus mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan, baik bagi lingkungan sekitar ataupun dirinya sendiri.

Sebagai garda terdepan dalam pemulihan pendidikan, guru memikul tanggung jawab untuk mengejar ketertinggalan capaian belajar akibat berbagai keterbatasan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik selama pandemi COVID-19.

Namun demikian, pemulihan pendidikan pascapandemi bukan hanya menjadi kewajiban guru. Di sisi lain, sudah selayaknya guru mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terkait, baik melalui penyediaan sarana dan prasarana, kebijakan yang tepat, peningkatan kapasitas, serta kesejahteraan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan.

Sekarang adalah waktunya untuk mengakui peran luar biasa yang dimainkan guru dan memberdayakan guru dengan pelatihan, pengembangan profesional, dukungan, dan kondisi kerja yang guru butuhkan untuk menyebarkan bakat dan hasil inovasinya. Pemulihan pendidikan akan berhasil jika dilakukan secara berkolaborasi dengan guru, memberikan guru suara dan ruang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

**