PenaRagam

Mengintip Dunia Malam di Tengah Hening Kota

×

Mengintip Dunia Malam di Tengah Hening Kota

Sebarkan artikel ini
2020 12 28 00 19 39 411
Ilustrasi tempat hiburan

PenaKu.ID – Dunia malam yang lekat dengan hiburan memang kerap mewarnai kehenginan di setiap kota, terlebih di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Bahkan, di kota-kota kecil sekalipun tak jarang bisa dijumpai.

Awak media melakukan perjalanan di Kota Bandung Jawa Barat dan menyambangi salah satu tempat hiburan karaoke untuk mengupas segala sisi.

Menarik dan mengharukan ketika awak media mewawancarai salah satu wanita berinisial A [nama disamarkan] yang biasa bekerja di tempat tersebut. Ia berprofesi sebagai seorang PL (Pemandu Lagu).

Ternyata ada sekelumit problematika kehidupan yang dialami wanita tersebut.

A terjun ke dunia malam berangkat dengan satu motivasi bagaimana caranya agar keberlangsungan ekonomi keluarga tetap berjalan. Apalagi di saat seperti masa pandemi sekarang ini.

“Aku sebenarnya malu Bekerja seperti ini, tapi mau gimana lagi, anak-anak butuh susu dan makan,” cetus A kepada awak media di sebuah tempat hiburan di kawasan Buah Batu Kota Bandung, Minggu (27/12) malam.

Tak begitu tabu jika seseorang berprofesi sebagai seorang PL, hanya saja memang profesi tersebut seakan selalu erat menempel dengan dunia malam, yang secara tidak langsung konotasinya selalu berlainan di pandang masyarakat.

A kembali bercerita meneruskan obrolannya di sela-sela menungggu para tamu yang memanggilnya untuk mengibur dengan lantunan suara merdu-nya.

Di balik perjuangannya itu, ternyata tersembunyi harapan mulia A yang sekaligus menjadi tulang punggung keluarga dan menjadi single parent untuk masa depan anaknya.

“Mereka harus sekolah tinggi jangan seperti ibunya,” ujar A sambil menatap ke atas seakan berbicara pada Tuhan dengan penuh pengharapan.

A memiliki tiga orang anak yang harus dipikul biayanya setiap hari dan harus terpenuhi. Pernah ia sebelumnya bekerja di tempat lain dan bukan di tempat hiburan seperti yang sekarang A geluti. Hanya saja, menurutnya, gaji yang tak sebanding dengan jam kerja yang begitu panjang. Akhirnya keputusan terberat harus diambil.

“Apapun yang aku lakukan adalah demi masa depan anak-anak,” jawabnya.

A mengaku tidak ada tempat berharap selain kepada dirinya sendiri, karena suaminya telah lama pergi dari kehidupan dirinya dan anak-anaknya.

Kini A tengah mengayuh roda kehidupan dengan sejuta harapan di dalam dunia malam untuk mendapat pundi-pundi dari para klien.




(Zareenaden)