PenaKu.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpukul tekanan jual yang intens pada perdagangan Kamis (11/12/2025). Setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi, IHSG akhirnya terperosok ke zona merah, ditutup melemah 80,44 poin atau sekitar 0,92% ke level 8.620,48 dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Informasi dihimpun dari sejumlah sumber, penurunan ini menjadi salah satu koreksi paling mencolok dalam beberapa hari terakhir dan memicu kekhawatiran pelaku pasar. Padahal, pada sesi pagi indeks masih sempat melaju di kisaran 8.662–8.776 sebelum arus jual yang menyeluruh menggulung penguatan awal tersebut. Sepanjang perdagangan, 524 saham melemah sementara hanya sebagian kecil yang bergerak naik atau stagnan.
Investor terlihat memilih merealisasikan keuntungan setelah IHSG mencetak rekor intraday di awal sesi. Kondisi pasar yang dibayangi ketidakpastian membuat tekanan jual semakin dalam menjelang penutupan. Aksi ambil untung ini berlangsung merata di hampir seluruh kelompok saham.
Sektor Infrastruktur Jadi Penekan Utama Anjlok IHSG
Data RTI Business menunjukkan hampir seluruh sektor ditutup melemah. Sektor infrastruktur menjadi yang paling tertekan dengan penurunan lebih dari 4%. Sektor barang konsumen primer dan transportasi juga mencatat pelemahan yang signifikan.
Dari lebih dari 900 saham yang ditransaksikan, 524 saham mencatat penurunan, sedangkan hanya sekitar 200 saham bergerak di zona hijau. Aktivitas pasar tetap tinggi, dengan jutaan transaksi dan puluhan miliar unit saham berpindah tangan, meski dominasi aksi jual begitu kuat.
Pelemahan IHSG turut dipengaruhi kecemasan investor terhadap arah kebijakan moneter global, terutama menjelang keputusan The Federal Reserve (The Fed) dalam beberapa pekan ke depan. Ketidakpastian mengenai prospek suku bunga acuan Amerika Serikat membuat aliran modal global lebih berhati-hati memasuki pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain itu, aksi jual bersih di sejumlah saham berkapitalisasi besar turut menekan indeks. Sentimen jangka pendek yang cenderung negatif membuat investor memilih mengurangi eksposur pada saham yang dianggap rentan terhadap guncangan eksternal.
Asing Catat Net Buy, tapi IHSG Tetap Terkoreksi
Di tengah tekanan tersebut, investor asing justru mencatat net buy sekitar Rp1,36 triliun di seluruh pasar. Namun, pembelian itu didominasi transaksi di pasar negosiasi, sedangkan di pasar reguler investor asing mencatatkan net sell. Kontras ini membuat dorongan terhadap IHSG tidak cukup kuat membalikkan arah pasar.
Respons Pelaku Pasar
Analis menilai pelemahan IHSG hari ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor di penghujung tahun. Banyak pelaku pasar memilih menunggu rilis data ekonomi, perkembangan kebijakan moneter global, serta kondisi likuiditas domestik sebelum mengambil keputusan jangka pendek.
Pelaku industri juga mencermati pergerakan antar sektor dan kemungkinan dampaknya terhadap psikologis pasar pada perdagangan berikutnya.
IHSG menutup perdagangan Kamis dengan koreksi tajam di tengah tekanan jual yang meluas, terutama dari sektor infrastruktur. Meski investor asing mencatatkan pembelian bersih di beberapa segmen, aksi jual di saham-saham blue-chip serta ketidakpastian global tetap menjadi faktor utama yang menekan indeks.**











