PenaKu.ID – Sektor “Industri Lainnya” Melonjak Signifikan, menjadikannya Primadona Baru bagi Investasi di Kabupaten Bogor dan menggantikan Manufaktur Klasik.
Menurut Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor yang diperbaharui 17 Maret 2025, menunjukkan geliat investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang sangat signifikan hingga tahun 2024.
Total investasi telah mencapai Rp 22,905 Miliar (Nilai Investasi) dari 13.781 proyek yang tercatat. Namun, yang menarik perhatian adalah munculnya sektor non-tradisional yang melesat menjadi primadona baru.
“Industri Lainnya” di Kabupaten Bogor Melejit: Sinyal Diversifikasi Ekonomi
Jika dilihat dari nilai investasi (Miliar Rp), sektor yang paling dominan adalah Industri Lainnya dengan angka fantastis Rp 5.539 Miliar, mengungguli sektor-sektor manufaktur yang secara historis menjadi tulang punggung investasi.
Sektor Industri Lainnya ini mencakup berbagai jenis industri pengolahan yang tidak masuk dalam kategori yang disebutkan secara spesifik (seperti Tekstil, Karet, atau Makanan).
Kenaikan ini mengindikasikan bahwa perekonomian Kabupaten Bogor mulai mengalami diversifikasi yang kuat, menyerap modal untuk jenis-jenis industri baru yang lebih spesifik atau berteknologi tinggi.
Real Estat dan Konstruksi Tetap Perkasa
Selain Industri Lainnya, sektor yang menempati posisi teratas dengan nilai investasi tertinggi adalah:
• Industri Lainnya: Rp 5.539 Miliar
• Konstruksi: Rp 5.202 Miliar (dari 23 proyek)
• Industri Makanan: Rp 3.589 Miliar (dari 1.199 proyek)
• Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran: Rp 3.364 Miliar (dari 1.627 proyek)
Tingginya nilai investasi di sektor Konstruksi dan Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran memperkuat pandangan bahwa Kabupaten Bogor terus menjadi magnet bagi pengembangan infrastruktur dan properti, baik untuk permukiman maupun area industri baru.
Kontras Jumlah Proyek dan Nilai Investasi
Terdapat kontras yang menarik antara jumlah proyek dan nilai investasi:
• Sektor Perdagangan dan Reparasi memiliki jumlah proyek tertinggi mencapai 1.943 proyek, namun dengan nilai investasi yang relatif kecil, yaitu Rp 1.240 Miliar. Ini menunjukkan dominasi usaha kecil dan menengah (UKM) atau proyek retail berskala kecil-menengah.
• Sebaliknya, sektor Konstruksi hanya mencatatkan 23 proyek tetapi nilainya mencapai Rp 5.202 Miliar, mengindikasikan adanya proyek-proyek pembangunan skala jumbo atau megaproyek.***












