PenaKu.ID – Saham teknologi di Asia mengalami keruntuhan masif pada akhir pekan, dipimpin oleh konglomerat Jepang, SoftBank, yang merosot lebih dari 10%. Aksi jual ini merupakan respons langsung terhadap anjloknya saham raksasa chip AS, Nvidia, di Wall Street sehari sebelumnya, meskipun Nvidia mencatat kinerja keuangan yang lebih kuat dari perkiraan.
SoftBank, yang mengendalikan produsen semikonduktor penting Arm, memiliki eksposur besar terhadap ekosistem kecerdasan buatan (AI) yang bergantung pada infrastruktur Nvidia. Sentimen negatif ini menyebar cepat ke sektor semikonduktor Asia, menciptakan aksi jual yang meluas.
Efek Domino di Sektor Saham Semikonduktor
Koreksi tajam melanda pemain kunci dalam rantai pasokan chip AI. SK Hynix (Korea Selatan), pemasok utama High Bandwidth Memory (HBM) untuk chip Nvidia, turun hampir 10%. Samsung Electronics, pesaing sekaligus pemasok memori untuk chip AI, merosot lebih dari 5%.
Tak ketinggalan, TSMC (Taiwan), produsen chip kontrak terbesar dunia yang membuat chip untuk Nvidia, juga turun lebih dari 4%. Bahkan Foxconn (Hon Hai Precision), yang memproduksi rak server AI, melemah signifikan. Penurunan harga ini terjadi ironisnya setelah Nvidia memberikan proyeksi pendapatan kuartal yang optimistis, yang seharusnya menjadi katalis positif bagi seluruh sektor.
Kombinasi Faktor Eksternal dan Narasi “Gelembung AI” Saham
Menurut analis, penurunan Nvidia tidak semata-mata didorong oleh fundamental perusahaan, melainkan kombinasi dari faktor eksternal. Aksi jual ini dikaitkan dengan penurunan Bitcoin, potensi penundaan pemangkasan suku bunga The Fed, dan kondisi keuangan global yang semakin ketat.
Faktor-faktor ini memicu rotasi risk-off yang luas, menjadikan saham-saham teknologi berisiko sebagai target tekan pertama. Narasi tentang potensi “gelembung AI” yang kembali mengemuka juga turut memperkuat sentimen negatif. Dampaknya meluas hingga ke perusahaan pemasok peralatan chip, seperti Tokyo Electron dan Lasertec, yang mencatat pelemahan signifikan, menunjukkan bahwa ketidakpastian ini telah menyentuh seluruh ekosistem semikonduktor global.**











