Ekonomi

Jauh dari Target BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Pelaku Usaha Masih Tahan Ekspansi

×

Jauh dari Target BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Pelaku Usaha Masih Tahan Ekspansi

Sebarkan artikel ini
Jauh dari Target BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Pelaku Usaha Masih Tahan Ekspansi
Jauh dari Target BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Pelaku Usaha Masih Tahan Ekspansi/(pixabay)

PenaKu.ID – Pertumbuhan penyaluran kredit atau pinjaman perbankan kian lesu, hingga Oktober 2025 hanya mencapai 7,36% secara tahunan (yoy), melambat dari bulan sebelumnya dan jauh di bawah target Bank Indonesia (BI) di kisaran 8%-11%. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan perlambatan ini dipicu oleh permintaan yang belum kuat di sisi pelaku usaha.

Sikap wait and see korporasi, ditambah dengan optimalisasi pembiayaan internal dan suku bunga pinjaman yang relatif tinggi, menjadi faktor utama yang menahan ekspansi. BI mencatat penurunan suku bunga kredit perbankan sangat lambat, hanya 20 bps dari 9,20% menjadi 9,00%, meskipun BI Rate telah turun hingga 125 bps sejak awal tahun.

Undisbursed Loan Capai Rp2.450,7 Triliun Kredit

Faktor kunci lain yang mencerminkan kehati-hatian adalah besarnya fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) yang mencapai Rp2.450,7 triliun. Angka ini setara dengan 22,97% dari plafon pinjaman yang tersedia.

Ini mengindikasikan bahwa meskipun bank memiliki kapasitas pendanaan yang memadai, korporasi belum sepenuhnya siap untuk mengambil risiko ekspansi. Kapasitas pembiayaan bank didukung oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi 29,47%.

Kredit UMKM Kontraksi, BI Optimis Target Tercapai

Kendati minat penyaluran pinjaman secara umum cukup baik, pinjaman untuk segmen UMKM mengalami kontraksi menjadi -0,11% (yoy). Kondisi ini dipicu oleh peningkatan lending requirement seiring dengan sikap kehati-hatian bank terhadap tingginya risiko kredit pada segmen tersebut.

Meskipun demikian, BI tetap optimistis pertumbuhan kredit hingga akhir 2025 akan berada pada batas bawah kisaran 8-11% dan akan meningkat pada 2026, didukung oleh koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK.**