PenaKu.ID – Banyak orang secara keliru mengaitkan setiap rasa nyeri pada dada dengan serangan jantung. Faktanya, menurut Spesialis Jantung dr. Liem Audi Natalino, Sp.JP, nyeri dada bisa disebabkan oleh berbagai penyakit lain, seperti sakit lambung atau GERD. Penting untuk membedakan nyeri biasa dengan gejala yang mengancam jiwa. dr.
Liem menjelaskan bahwa nyeri dada karena jantung biasanya dipicu oleh atau terjadi saat aktivitas dan akan berlangsung lebih dari 15 menit, dengan intensitas yang cenderung meningkat seiring waktu.
Serangan jantung sering kali datang tiba-tiba tanpa gejala peringatan sebelumnya. Kondisi ini umumnya melibatkan ketidaknyamanan di bagian tengah dada—rasanya seperti ditekan, diremas, atau ada beban berat. Nyeri ini juga bisa muncul dan hilang, atau fokus di sisi kiri dada. Memahami karakteristik nyeri ini adalah langkah pertama yang krusial untuk mengambil tindakan cepat dan tepat.
Mengenali Tanda Serangan Jantung: Tipikal vs Atipikal
dr. Liem membagi tanda nyeri dada serangan jantung menjadi dua kategori penting: Tipikal dan Atipikal. Nyeri Tipikal adalah nyeri dada sebelah kiri yang lokasinya tidak bisa ditunjuk dengan jari, seringkali menjalar ke lengan kiri atau tembus ke belakang, dan pasien mungkin menunjukkan Levin Sign (memegang dada sambil agak membungkuk ke depan).
Sebaliknya, Nyeri Atipikal bisa berupa nyeri di ulu hati, rahang sakit, nyeri pegal hanya di punggung, atau di lengan kanan. Gejala atipikal juga mencakup sensasi tercekik atau berat di bagian tengah dada saat menarik napas, disertai keringat dingin.
Deteksi Dini: Jangan Tunda Pemeriksaan Serangan Jantung
Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini, dr. Liem menekankan pentingnya untuk tidak menunda pemeriksaan. Deteksi serangan jantung dilakukan melalui beberapa prosedur utama. Pemeriksaan awal yang umum digunakan adalah Elektrokardiogram (EKG), yang memantau kondisi dan mendeteksi gangguan jantung.
Selain EKG, pemeriksaan laboratorium utama mencakup tes troponin, yang mengukur protein jantung yang rusak, serta tes CK-MB. Menurut dr. Liem, kriteria pasti serangan jantung terpenuhi jika ada gejala yang disertai hasil abnormal pada pemeriksaan EKG dan tes laboratorium.**










