PenaKu.ID – Nilai tukar rupiah (IDR) kembali menghadapi tekanan di pasar. Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (12/11/2025), IDR ditutup melemah tipis 0,09% ke level Rp16.695 per Dolar AS, bergerak di rentang Rp16.680 – Rp16.725.
Pelemahan ini sejalan dengan menguatnya Indeks Dolar AS (DXY) yang menunjukkan kekuatan safe haven dolar di pasar global.
Kekhawatiran Pasar Global dan Aksi BI ke Rupiah
Tekanan utama terhadap IDR bersumber dari kehati-hatian pelaku pasar menjelang pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat AS (House of Representatives).
Voting ini sangat krusial karena akan menentukan berakhirnya atau berlanjutnya government shutdown terpanjang di AS yang telah berlangsung sejak 1 Oktober 2025. Ketidakpastian ini mendorong investor untuk menahan posisi di aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah, dan beralih ke Dolar AS.
Intervensi dan Proyeksi Nilai Tukar Rupiah Jangka Panjang
Menanggapi tekanan ini, Bank Indonesia (BI) melalui Gubernur Perry Warjiyo menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar IDR. BI menyatakan akan terus melakukan intervensi di pasar spot maupun Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
Perry memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah hingga akhir tahun 2025 diperkirakan stabil di kisaran Rp16.440/US$, dengan rata-rata kurs pada 2026 diproyeksikan sekitar Rp16.430/US$. Proyeksi ini dinilai realistis mengingat kondisi global yang masih sangat volatil dan risiko arus modal keluar yang tetap tinggi.**











