Peristiwa

Misteri Hilangnya Michael Rockefeller di Papua: Tragedi Pewaris Tahta Minyak

×

Misteri Hilangnya Michael Rockefeller di Papua: Tragedi Pewaris Tahta Minyak

Sebarkan artikel ini
Misteri Hilangnya Michael Rockefeller di Papua: Tragedi Pewaris Tahta Minyak
Misteri Hilangnya Michael Rockefeller di Papua: Tragedi Pewaris Tahta Minyak/(pixabay)

PenaKu.ID – Pada November 1961, seorang antropolog muda bernama Michael Rockefeller, pewaris salah satu keluarga terkaya di dunia, menghilang tanpa jejak di pedalaman Nugini Belanda, yang kini dikenal sebagai Papua. Peristiwa ini menjadi salah satu misteri terbesar abad ke-20, memicu pencarian besar-besaran dan melahirkan berbagai teori konspirasi yang bertahan hingga kini.

Michael, putra Nelson Rockefeller (Gubernur New York saat itu), memiliki gairah besar untuk mendokumentasikan suku-suku pedalaman. Setelah sukses memproduksi film dokumenter “Dead Birds” tentang Suku Dani, ia melanjutkan ekspedisinya untuk meneliti Suku Asmat di wilayah yang lebih terpencil. Dia pergi bersama pakar seni Belanda, Rene Wassing, dan dua pemandu lokal, Simon dan Leo.

Ekspedisi Michael Rockefeller Nahas di Sungai Betsj

Tim beranggotakan empat orang itu menyusuri Sungai Betsj yang ganas menggunakan perahu. Pada 18 November 1961, cuaca buruk melanda. Hujan deras dan arus kuat membuat perahu mereka terbalik. Mereka terdampar di atas perahu yang terbalik semalaman.

Keesokan paginya, Michael, yang tidak sabar menunggu bantuan, memutuskan untuk berenang ke daratan yang diperkirakan tidak terlalu jauh, dengan mengikatkan jerigen kosong ke pinggangnya. Dia berjanji akan mencari bantuan.

Teori Hilangnya Michael Rockefeller yang Tak Terbukti

Rene Wassing, Simon, dan Leo akhirnya berhasil diselamatkan beberapa hari kemudian. Namun, Michael Rockefeller tidak pernah terlihat lagi. Ayahnya, Nelson, segera terbang ke Papua dan memimpin operasi pencarian masif yang melibatkan pemerintah AS dan Belanda, namun hasilnya nihil. Jasadnya tidak pernah ditemukan.

Berbagai teori pun bermunculan. Jurnalis Carl Hoffman dalam bukunya “Savage Harvest” (2014) mengutarakan teori bahwa Michael dibunuh dan dimakan oleh suku lokal. Teori lain menyebut ia tenggelam, dimakan buaya, atau bahkan sengaja menghilang untuk membaur dengan suku tersebut. Namun, hingga saat ini, tidak ada satu pun teori yang terbukti secara pasti, dan nasib Michael tetap menjadi misteri.**