Ekonomi

Harga Minyak Dunia Lesu, Dihantui Ancaman Surplus dan Tensi Dagang AS-China

×

Harga Minyak Dunia Lesu, Dihantui Ancaman Surplus dan Tensi Dagang AS-China

Sebarkan artikel ini
Harga Minyak Dunia Lesu, Dihantui Ancaman Surplus dan Tensi Dagang AS-China
Harga Minyak Dunia Lesu, Dihantui Ancaman Surplus dan Tensi Dagang AS-China/(pixabay)

PenaKu.ID – Harga minyak mentah dunia terpantau bergerak lambat pada perdagangan Kamis (16/10/2025), mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi surplus pasokan global.

Selain itu, meningkatnya kembali ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China turut memberikan tekanan signifikan terhadap prospek permintaan energi global.

Pada pukul 10.05 WIB, harga minyak mentah Brent berada di level US$62,34 per barel, hanya naik tipis dari posisi sebelumnya. Serupa, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga bergerak terbatas di level US$58,70 per barel.

Meskipun ada sedikit kenaikan, harga minyak dunia secara umum masih berada dalam tren pelemahan dan mendekati level terendah dalam lima bulan terakhir.

Ancaman Kelebihan Pasokan Harga Minyak Dunia

Pasar energi kini dibayangi oleh laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang memperingatkan potensi kelebihan pasokan hingga 4 juta barel per hari pada tahun 2026.

Proyeksi ini didasarkan pada peningkatan produksi dari negara-negara anggota OPEC+ serta produsen non-OPEC, yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan permintaan global yang cenderung stagnan. Analis dari LSEG menyatakan bahwa fokus pasar saat ini tertuju pada sinyal permintaan yang tidak menentu di tengah risiko geopolitik yang mulai mereda.

Eskalasi Perang Dagang AS-China Penurunan Harga Minyak Dunia

Faktor lain yang menambah tekanan adalah memanasnya kembali tensi dagang antara AS dan China, dua negara konsumen minyak terbesar di dunia. Kedua negara dilaporkan saling memberlakukan biaya tambahan di pelabuhan untuk kapal pengangkut barang, sebuah langkah yang memicu kekhawatiran akan melambatnya arus perdagangan internasional dan menekan aktivitas ekonomi global.

Pelaku pasar kini menantikan sinyal baru dari kebijakan OPEC+ untuk melihat arah pergerakan harga minyak selanjutnya.**