Ekonomi

Harga Perak Melejit, Investor Bidik Aset Aman

×

Harga Perak Melejit, Investor Bidik Aset Aman

Sebarkan artikel ini
Harga Perak Melejit, Investor Bidik Aset Aman
Ilustrasi (pexels)

PenaKu.ID – Harga perak global kembali menunjukkan penguatan pada perdagangan Rabu (8/10/2025). Lonjakan harga logam mulia ini dipicu oleh meningkatnya minat investor terhadap aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global dan eskalasi ketegangan geopolitik.

Berdasarkan data Investing.com, kontrak berjangka perak tercatat di level US$47,73 per troy ounce, naik tipis dibandingkan penutupan sebelumnya di US$47,51 per ounce. Sementara itu, situs TradingEconomics melaporkan harga spot perak bertahan di kisaran US$48,10 per ounce, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Dari sisi domestik, mengutip SeputarForex, harga logam mulia ini per gram saat ini setara US$1,50 atau sekitar Rp24.960, dengan asumsi kurs rupiah berada di Rp16.665 per dolar AS. Adapun situs Harga-Emas.org mencatat harga logam mulia lokal berada di kisaran Rp25.232 per gram, relatif stabil dibandingkan hari sebelumnya.

Tren penguatan harga perak telah berlangsung sejak awal Oktober. Data dari Exchange-Rates.org menunjukkan, pada 1 Oktober 2025, harga perak sempat menyentuh Rp25.281 per gram, naik signifikan dibandingkan awal tahun yang masih berada di bawah Rp20.000 per gram.

Dua Motor Kenaikan Harga Perak

Para analis menilai lonjakan harga perak tidak hanya ditopang faktor investasi, tetapi juga meningkatnya kebutuhan industri global. Sekitar 60 persen produksi perak dunia digunakan untuk kebutuhan industri, mulai dari panel surya, semikonduktor, hingga perangkat elektronik.

Selain itu, pelemahan dolar AS turut memperkuat daya tarik logam mulia tersebut. “Ketika dolar melemah, investor biasanya mencari perlindungan pada aset seperti emas dan perak,” tulis BullionStar dalam laporan riset terbarunya.

Faktor pasokan juga menjadi penopang harga. Sebagian besar perak dihasilkan sebagai produk sampingan dari tambang tembaga dan seng, sehingga sulit bagi produsen untuk meningkatkan output secara cepat ketika permintaan melonjak.

Kendati harga perak masih menanjak, sejumlah analis mengingatkan adanya potensi koreksi jangka pendek menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat, yang dapat memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve.

Namun, dalam jangka menengah, tren harga perak dinilai masih positif. “Selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik tetap tinggi, logam mulia akan terus menjadi incaran investor,” ujar analis dari TradingEconomics dalam pernyataan tertulis.

Dengan situasi tersebut, harga perak berpeluang bertahan di rentang US$47–48 per ounce di pasar global, atau sekitar Rp25.000 per gram di pasar domestik.***