PenaKu.ID – Kepercayaan dan mitos telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Salah satu pamali yang masih sering terdengar hingga kini adalah larangan menyapu di malam hari.
Konon, aktivitas sederhana ini jika dilakukan saat matahari terbenam dapat membuat rezeki seret atau bahkan mengusir keberuntungan dari dalam rumah.
Kepercayaan ini diwariskan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi, dan menjadi semacam aturan tak tertulis yang dipatuhi oleh sebagian orang.
Bagi masyarakat yang memegang teguh tradisi, menyapu di malam hari sama saja dengan membuang “emas” atau hal-hal baik yang sudah ada di dalam rumah. Suara sapu di keheningan malam juga dianggap dapat mengundang makhluk halus atau energi negatif untuk masuk. Mitos ini begitu kuat sehingga banyak yang lebih memilih membiarkan lantai kotor hingga keesokan paginya daripada mengambil risiko terkena sial.
Akar Kepercayaan dan Nasihat Leluhur Menyapu di Malam Hari
Secara historis, kepercayaan ini muncul dari kebiasaan orang tua zaman dahulu untuk menasihati anak-anaknya. Tujuannya sederhana, yaitu agar anggota keluarga tidak melakukan aktivitas berat di malam hari dan segera beristirahat.
Selain itu, menyapu di malam hari dianggap kurang etis karena dapat mengganggu tetangga yang sudah beristirahat.
Aspek spiritual juga berperan, di mana malam hari dianggap sebagai waktu gerbang antara dunia manusia dan dunia gaib lebih terbuka, sehingga aktivitas tertentu sebaiknya dihindari.
Penjelasan Logis di Balik Pamali Menyapu di Malam Hari
Di luar mitos, larangan menyapu di malam hari sebenarnya memiliki penjelasan yang sangat logis. Pada zaman dahulu, penerangan di dalam rumah sangat minim, sering kali hanya mengandalkan lampu minyak atau lilin.
Menyapu dalam kondisi gelap berisiko membuat barang-barang berharga seperti perhiasan atau uang koin ikut tersapu dan terbuang.
Debu dan kotoran pun tidak akan terlihat jelas, sehingga kegiatan bersih-bersih menjadi tidak maksimal. Jadi, di balik mitos yang terkesan mistis, terdapat nasihat praktis yang relevan dengan kondisi di masa lalu.**