Peristiwa

Banjir dan Longsor Terjang Bali-NTT

×

Banjir dan Longsor Terjang Bali-NTT

Sebarkan artikel ini
Banjir dan Longsor Terjang Bali-NTT
lustrasi (pexels)

PenaKu.ID – Hujan ekstrem yang mengguyur Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Selasa malam, 9 September 2025, memicu banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Dampak terparah tercatat di Kota Denpasar dan Kabupaten Nagekeo (NTT), memaksa ratusan warga mengungsi, merusak infrastruktur, hingga menimbulkan korban jiwa yang masih didata petugas.

Informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah sumber menyebutkan, sejumlah wilayah di Bali dilaporkan tergenang banjir, terutama di Denpasar, Jembrana, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung. Luapan sungai menutup akses jalan utama, termasuk jalur menuju fasilitas vital.

Di Nagekeo, banjir bandang menghanyutkan rumah warga, memutus jembatan, dan membuat sejumlah desa terisolasi.

Korban dan Data Awal Banjir dan Longsor

Jumlah korban masih simpang siur lantaran evakuasi dan pencarian berlangsung di tengah kondisi sulit. Basarnas, BPBD, dan aparat daerah masih melakukan pendataan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan akan merilis data resmi setelah verifikasi lapangan.

Faktor Penyebab Banjir dan Longsor

Analisis awal menyebut curah hujan ekstrem sebagai pemicu utama. Kondisi topografi, penyempitan daerah aliran sungai, penumpukan sedimen, dan kepadatan permukiman di zona rawan memperburuk dampak banjir. BMKG mengingatkan potensi hujan serupa masih mungkin terjadi selama transisi musim.

BNPB mengerahkan tim darurat dan meminta pemerintah daerah mempercepat evakuasi serta penyaluran logistik. Tim SAR, TNI/Polri, relawan, hingga masyarakat dilibatkan membuka akses darurat dan mengevakuasi warga. Untuk lokasi terisolasi, bantuan dipertimbangkan disalurkan melalui jalur udara menggunakan helikopter.

Arus deras, material longsor, serta akses jalan terputus memperlambat operasi penyelamatan. Bantuan logistik harus melalui jalur alternatif yang lebih sulit ditempuh.

Dampak Sosial-Ekonomi Akibat Banjir dan Longsor

Selain korban jiwa dan rumah rusak, pasokan air bersih, listrik, dan transportasi di sejumlah wilayah terganggu. Sektor usaha mikro serta pariwisata juga terdampak akibat penurunan mobilitas wisatawan. Estimasi kerugian masih dihitung oleh tim penilai kerusakan.

Warga diminta mematuhi arahan evakuasi, tidak melintasi jalan tergenang, dan terus memantau informasi resmi dari BMKG maupun BNPB. Penduduk di kawasan rawan longsor diminta meningkatkan kewaspadaan selama hujan masih berlangsung. Data korban dan kerusakan bersifat dinamis sehingga publik disarankan merujuk pada pembaruan resmi lembaga terkait untuk informasi terbaru.**