PenaKu.ID – Wordle, permainan tebak kata yang sederhana namun adiktif, telah mengubah cara jutaan orang di seluruh dunia memulai hari mereka. Sejak dirilis ke publik pada Oktober 2021, Wordle menjadi salah satu gim daring harian paling populer secara global.
Permainan ini menantang pemain menebak satu kata dalam bahasa Inggris yang terdiri dari lima huruf, dengan enam kesempatan. Setiap huruf yang ditebak diberi warna sebagai petunjuk: hijau untuk huruf yang benar di posisi yang tepat, kuning untuk huruf yang benar namun salah posisi, dan abu-abu untuk huruf yang tidak ada dalam kata. Dengan hanya satu kata baru setiap hari, Wordle menciptakan rasa penasaran dan eksklusivitas yang membuat pemain kembali setiap harinya.
Siapa Pencipta Wordle?
Wordle diciptakan oleh Josh Wardle, seorang insinyur perangkat lunak asal Wales, sebagai hadiah untuk pasangannya yang gemar bermain kata. Dalam waktu singkat, gim ini menjadi viral, terutama berkat fitur berbagi hasil permainan dalam bentuk emoji kotak berwarna yang ramai dibagikan di media sosial.
Popularitas permainan ini melonjak pesat pada akhir 2021 dan menarik perhatian The New York Times (NYT). Pada Januari 2022, NYT mengakuisisi gim ini dengan nilai yang dilaporkan mencapai jutaan dolar AS. Akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat portofolio digital NYT Games, namun Wordle tetap bisa dimainkan secara gratis tanpa iklan, menjaga pengalaman utama pengguna tetap utuh.
Desain Minimalis, Daya Tarik Maksimal
Keberhasilan permainan ini banyak dikaitkan dengan desainnya yang sederhana dan aturan yang mudah dipahami. Berbeda dengan banyak gim daring lain yang sarat iklan atau fitur pembelian dalam aplikasi, Wordle hadir sebagai “oasis” digital yang bebas distraksi.
“Ini bukan sekadar permainan, tetapi sudah menjadi ritual harian,” ungkap salah satu pengulas teknologi dari The Verge.
Pembatasan permainan menjadi satu kali per hari secara paradoks justru meningkatkan daya tariknya. Pemain merasa tertantang namun tidak terjebak dalam sesi bermain berlebihan.
Dampak Budaya dan Ragam Adaptasi
Seiring dengan meluasnya popularitas, permainan ini memunculkan berbagai versi turunan dan adaptasi lintas bahasa. Beberapa di antaranya antara lain:
- Quordle, menantang pemain menebak empat kata sekaligus,
- SWordle, versi bertema Star Wars,
- Wordle Bahasa Indonesia, adaptasi lokal untuk pemain di Nusantara.
NYT juga meluncurkan gim serupa seperti Connections dan Strands untuk memperluas ekosistem permainan berbasis kata.
Kurasi Kata dan Dukungan Teknologi
Sejak akhir 2022, NYT menunjuk Tracy Bennett, editor bahasa berpengalaman, sebagai kurator kata harian Wordle. Ia bertugas menyaring konten sensitif, menjaga inklusivitas, serta memastikan keberagaman dalam pemilihan kata.
NYT juga memperkenalkan WordleBot, alat analisis permainan yang membantu pemain mengevaluasi strategi mereka berdasarkan efisiensi dan faktor keberuntungan.
Fenomena Digital yang Merakyat
Permainan ini menunjukkan bahwa permainan tak perlu rumit atau penuh fitur untuk menjadi fenomena global. Dengan menggabungkan desain yang bersih, interaksi sosial, dan latar belakang emosional yang kuat, permainan ini kini menjadi bagian dari rutinitas digital harian masyarakat dunia—bukan hanya dimainkan, tetapi juga dirayakan.**
*source: The New York Times, Wikipedia, Business Insider, ProWritingAid, The New Yorker