Religi

Cahaya Cinta Sang Nabi: Bagaimana Rasulullah SAW Mengutamakan Umatnya

×

Cahaya Cinta Sang Nabi: Bagaimana Rasulullah SAW Mengutamakan Umatnya

Sebarkan artikel ini
Cahaya Cinta Sang Nabi: Bagaimana Rasulullah SAW Mengutamakan Umatnya
Cahaya Cinta Sang Nabi: Bagaimana Rasulullah SAW Mengutamakan Umatnya/(pixabay)

PenaKu.ID – Rasulullah SAW dikenal bukan hanya sebagai utusan Allah, tetapi juga sebagai sosok yang penuh kasih dan kepedulian terhadap umatnya.

Kecintaan Beliau terungkap dalam berbagai hadits yang menjelaskan betapa Beliau selalu menempatkan kebahagiaan umat di atas kepentingan diri sendiri.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Lewat sabda dan tindakan, Beliau menunjukkan kerinduan mendalam untuk bertemu dengan generasi Muslim yang belum sempat mengenal wajah Beliau di dunia. Antara doa, janji surga, dan syafaat, cinta Beliau kepada umatnya terbukti nyata.

Kerinduan Rasulullah Mendamaikan Umat

Dalam riwayat HR. Muslim, Rasulullah pernah berkata, “Aku sangat merindukan saudara-saudaraku yang belum pernah melihatku, namun mereka beriman kepadaku.”

Para sahabat sempat bertanya apakah mereka bukan termasuk umat Beliau.

Rasul menjawab bahwa sahabat adalah teman seperjuangan, sedangkan “saudara” Beliau adalah mereka yang percaya tanpa pernah berjumpa. Ini menegaskan nilai iman yang tulus dan keistimewaan generasi akhir zaman.

Pada hari kiamat kelak, Beliau bersabda bahwa umatnya akan datang dengan wajah dan anggota tubuh yang bersinar—buah wudhu sepanjang hidup.

Keistimewaan ini ditambah dengan pahala berlipat ganda hingga 50 kali lipat bagi yang beriman meski tak melihat Beliau secara langsung.

Janji Telaga Kautsar & Syafaat Terakhir Rasulullah

Cinta Nabi juga tercermin dalam janji Telaga Kautsar. Beliau akan menunggu umatnya di sana, menyediakan air yang tidak pernah membuat haus, meski panasnya matahari sedekat satu jengkal.

Bagi yang diuji dengan cobaan, Beliau menekankan bahwa kesabaran dan keridhaan akan mengundang ridha Allah, bahkan menjadikan ujian sebagai tanda kasih-Nya.

Selain itu, di hari akhir, Beliau menyimpan doa mustajab untuk umatnya—suatu penghormatan tidak pernah diberikan oleh para nabi sebelumnya.

Melalui syafaatnya, Beliau berharap membawa setiap muslim ke surga, melapangkan langkah menuju kebahagiaan abadi.

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa cinta yang sejati adalah mendoakan, membantu, dan mengunjungi karena Allah.

Semoga kita termasuk dalam golongan umat yang dicintai dan dirindukan Sang Nabi.**