Internasional

Invasi China ke Taiwan Sudah Dekat?

×

Invasi China ke Taiwan Sudah Dekat?

Sebarkan artikel ini
Invasi China ke Taiwan Sudah Dekat?
Invasi China ke Taiwan Sudah Dekat?/(Ilustrasi/@pixabay)

PenaKu.ID – Ketegangan di Selat Taiwan semakin memanas, dengan pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS di Pasifik, Charles Flynn, memperingatkan bahwa “ancaman invasi Tiongkok ke Taiwan tidak lagi jauh atau teoritis.”

Pernyataan ini disampaikan Flynn pada sidang Komite Terpilih DPR AS tentang Persaingan Strategis antara Amerika Serikat dan Partai Komunis Tiongkok, Minggu (18/5/2025), mengutip laporan Newsweek.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Flynn menekankan bahwa, meski Washington dan sekutunya tengah memantau aktivitas militer China dengan cermat, kemampuan darat PLA-lah yang akhirnya akan menentukan hasil pertempuran kelak.

Invasi China Persiapan Serangan?

Menurut Flynn, langkah pertama yang wajib dijalankan pasukan China adalah menyeberangi Selat Taiwan sepanjang lebih dari 100 mil dalam kondisi serangan artileri dan serangan udara yang intensif.

Cina harus membangun pangkalan pantai yang kokoh segera setelah mendarat, mempertahankan posisi yang rentan dari serangan balik pasukan Taiwan, dan mengamankan jalur suplai.

Tantangan ini menjadi titik kritis, mengingat medan perairan yang sempit dan pertahanan pantai Taiwan yang telah diperkuat sejak beberapa tahun terakhir.

Invasi China akan jadi Perang Kota dan Intervensi Sekutu?

Setelah berhasil membangun beachhead, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan menghadapi perang kota di wilayah perkotaan Taiwan.

Flynn menyoroti bahwa pasukan PLA akan bertarung melawan para pembela Taiwan yang memiliki keunggulan pengetahuan medan, menggunakan posisi-posisi terbentengi di gedung-gedung, jaringan bawah tanah, serta dukungan artileri lokal.

Jika invasi berjalan, waktu menjadi kunci: China harus menyelesaikan semua tahap ini sebelum AS dan sekutunya, yang dipimpin Amerika Serikat, sempat mengerahkan pasukan penuh untuk intervensi.

Para pejabat Washington meyakini Presiden Xi Jinping telah memerintahkan PLA untuk siap merebut Taiwan pada tahun 2027, meski tidak ada perintah eksplisit akan memulai invasi tepat pada tahun tersebut.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri AS dan tokoh-tokoh senior pemerintahan sebelumnya menegaskan bahwa strategi efektif untuk mencegah agresi adalah dengan membuat biaya invasi menjadi setinggi mungkin.

Hal ini berlangsung melalui penjualan sistem pertahanan anti-kapal, latihan militer bersama, dan pengiriman kapal serta pesawat pengintai sebagai sinyal dukungan bagi Taipei.

Melihat peringatan Charles Flynn, jelas bahwa perencanaan militer China—mulai dari penyeberangan laut, pembangunan pangkalan, hingga perang kota—semua memerlukan koordinasi dan logistik raksasa.

Namun, analisis Flynn mengingatkan kita bahwa kekuatan darat tetap menjadi faktor penentu akhir, sekaligus menjadi titik lemah utama yang harus dikuasai jika China benar-benar melancarkan invasi.**