Tutup
PenaEkonomi

Langkah Indonesia Bergabung dengan OECD dan BRICS: Upaya Presiden Prabowo untuk Kesejahteraan Rakyat

×

Langkah Indonesia Bergabung dengan OECD dan BRICS: Upaya Presiden Prabowo untuk Kesejahteraan Rakyat

Sebarkan artikel ini
Langkah Indonesia Bergabung dengan OECD dan BRICS: Upaya Presiden Prabowo untuk Kesejahteraan Rakyat
Upaya Presiden Prabowo untuk Kesejahteraan Rakyat/(instagram/@prabowo)

PenaKu.IDIndonesia sedang mengarahkan perhatiannya pada dua kelompok ekonomi besar dunia, OECD dan BRICS.

Dalam pernyataan terbaru, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan minat Indonesia untuk bergabung dengan kedua organisasi ini guna memperluas peluang ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Langkah ini menunjukkan strategi diplomasi ekonomi multidimensional yang diharapkan dapat memberi dampak positif bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

OECD, atau Organisation for Economic Cooperation and Development, merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara dengan ekonomi maju.

Tujuan utama OECD adalah untuk mempromosikan kebijakan yang meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial di seluruh dunia.

Bergabung dengan OECD dapat membantu Indonesia dalam memperkuat kebijakan ekonomi dan sosial, serta mendapatkan akses pada data dan praktik terbaik dari negara-negara anggota lainnya.

BRICS, di sisi lain, merupakan aliansi ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Organisasi ini berfokus pada pembangunan dan kerjasama ekonomi di antara negara-negara berkembang dan memiliki visi untuk menciptakan tatanan ekonomi global yang lebih seimbang.

Indonesia Bidik Peluang

Menurut Prabowo, keanggotaan Indonesia dalam BRICS dapat membuka peluang baru dalam ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan, serta pengembangan sumber daya alam.

Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia ingin mencari peluang terbaik untuk memperkuat perekonomian nasional.

Dengan bergabung dalam beberapa kelompok ekonomi, Indonesia dapat mengakses peluang kerja sama internasional yang lebih luas.

Langkah ini juga dapat mempercepat proses pembangunan di berbagai sektor yang menjadi prioritas pemerintah, seperti peningkatan kesejahteraan rakyat, pemajuan sektor sumber daya alam, dan penguatan ketahanan pangan dan energi.

Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa bergabung dengan OECD dan BRICS merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk menjalankan kebijakan ekonomi yang seimbang.

Indonesia sudah terlibat dalam beberapa organisasi ekonomi lain, seperti IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) dan CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership).

Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperluas jejaring ekonomi global, tanpa harus memilih satu blok ekonomi tertentu secara eksklusif.

Dalam kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat, Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mempercepat aksesi keanggotaan OECD.

Dukungan ini tercatat dalam Pernyataan Bersama antara Presiden Joe Biden dan Presiden Prabowo Subianto.

Dukungan dari negara seperti Amerika Serikat ini menjadi sinyal positif bagi upaya Indonesia dalam mengintegrasikan diri dengan ekonomi global.

Selain itu, keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS juga mendapatkan sambutan positif.

Alasan Indonesia Gabung BRICS

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, secara resmi menyampaikan minat Indonesia untuk bergabung dalam aliansi ini.

Dalam pernyataan tersebut, Sugiono menyatakan bahwa prioritas BRICS sejalan dengan program kerja pemerintah Prabowo, terutama dalam hal ketahanan pangan, pemberantasan kemiskinan, dan pemanfaatan sumber daya alam.

Bergabung dengan OECD dan BRICS dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk mengakses berbagai dukungan finansial, teknologi, dan praktik terbaik dalam pembangunan ekonomi.

Keanggotaan di OECD dapat memperkuat kemampuan Indonesia dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Sementara itu, keanggotaan di BRICS memungkinkan Indonesia untuk berkolaborasi dengan negara-negara berkembang lainnya dalam mengatasi tantangan ekonomi global.

Dengan berada dalam kedua organisasi ini, Indonesia diharapkan dapat lebih leluasa mengembangkan diplomasi ekonomi yang berbasis pada prinsip-prinsip kedaulatan dan kepentingan nasional.

Langkah ini juga diharapkan dapat membantu Indonesia dalam mencapai target pembangunan jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

**