Bencana Hydrometrologi Hajar 13 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kerugian Capai Rp530 Juta
PenaKu.ID – Cuaca ekstrem mengakibatkan bencana hydrometrologi yang tersebar di 13 titik wilayah Kabupaten Sukabumi, dengan kerugian material mencapai Rp530 juta.
Berdasarkan data yang tercatat di Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, terhitung pada Selasa (05/11) sejak pukul 15.30 WIB sampai pukul 24.00 WIB, terdapat 13 kecamatan dan 18 desa yang terimbas bencana cuaca ekstrem hydrometrologi.
“Ya, bencana alam terjadi pada Selasa (05/11) kemarin itu, ada 20 titik yang tersebar kejadian bencananya hampir di setiap Kecamatan,” kata Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna dalam keterangannya kepada PenaKu.ID, Rabu (6/11/2024).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dari 20 bencana alam ini, bencana longsor terdapat 9 titik kejadian, cuaca ekstrim atau angin kencang 8 titik kejadian dan bencana banjir 3 titik kejadian. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. Hanya saja, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum dilaporkan mengalami kerusakan. Yakni, 3 rumah rusak sedang, 18 rumah terendam banjir, tembok penahan tanah (TPT) rusak, dan 3 ruang kelas sekolah rusak.
“Selain itu, akibat bencana ini juga menyebabkan gangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan pemerintahan
terganggunya akses jalan fasilitas transportasi,” ungkapnya.
Selain itu sambung dia, puluhan titik bencana alam ini, telah terjadi berada di wilayah Kecamatan Kebonpedes, Kecamatan Sukabumi, Gunungguruh, Kadudampit, Cisaat, Nyalindung, Jampangtengah, Cibadak, Caringin, Pabuaran, Kalibunder, Gegerbitung dan Kecamatan Kabandungan. Untuk jumlah kerugiannya, mencapai Rp530 juta.
“Nah, untuk Sumber Daya Alam (SDA) masih bisa tercover mengingat, akibat bencana alam ini, tidak mengalami gangguan fungsi pertanian, perkebunan, ladang, perikanan dan yang lainnya. Sehingga, kemampuan sumber buatan masih kondisi tarap aman,” bebernya.
Siap juga menambahkan, bencana alam yang menerjang belasan kecamatan tersebut, terjadi saat di wilayah Kabupaten Sukabumi diguyur hujan deras dengan intensitas tinggi, hingga menyebabkan beberapa kejadian bencana diantaranya, banjir, longsor beserta angin kencang di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi.
“Bagi potensi bencana lanjutan dan susulan bisa terjadi kembali banjir limpasan, apabila di Kabupaten Sukabumi kembali turun hujan dengan intensitas tinggi, termasuk bencana longsoran tanah yang bisa mengancam jiwa bisa saja menjadi potensi ancaman yang suatu saat terjadi,” pungkasnya.
***