Tutup
PenaRagam

4 Jalan Kampung di KBB Ini Bikin Miris Bila Turun Hujan

×

4 Jalan Kampung di KBB Ini Bikin Miris Bila Turun Hujan

Sebarkan artikel ini
4 Jalan Kampung di KBB Ini Bikin Miris Bila Turun Hujan
4 Jalan Kampung di KBB Ini Bikin Miris Bila Turun Hujan

PenaKu.IDAkses jalan menuju empat perkampungan di Desa Bojongsalam, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat sulit diakses kendaraan jika hujan, akibat belum pernah dilakukan pembangunan.

Keempat perkampungan Desa Bojongsalam tersebut terdiri dari, RW 04 Kampung Langkob, RW 09 Kampung Sawahlega, RW 10 Kampung Cangkuang dan RW 15 Kampung Nenggel.

Kepala Desa Bojongsalam, Ajang Yusuf Bahtiar mengatakan, pihaknya sempat melakukan peleberan jalan untuk akses menuju 4 perkampungan tersebut, agar dapat dilalui kendaraan pada tahun 2019.

Namun pada tahun 2020, pihaknya mendapat informasi bahwa jalan tersebut masuk dalam list bantuan community development (comdev) atau CSR dari PLN dampak proyek PLTA Upper Cisokan.

Sayangnya, bantuan dari PLN untuk desa terdampak proyek Upper Cisokan tersebut hingga kini belum terealisasi. Sehingga saat hujan, akses jalan itu hingga kini tidak bisa dilalui kendaraan lantaran sangat licin.

“Hanya waktu itu mungkin karena adanya pandemi COVID-19 mungkin jadi tersendat. Sekarang kondisi jalan kalau terjadi hujan licin sampai tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat,” kata Ajang kepada wartawan, Sabtu (6/7/2024).

Dirinya mengaku sering menanyakan perihal realiasi bantuan Comdev itu ke pihak PLN dan pemerintah daerah untuk desa terdampak salah satu proyek Upper Cisokan tersebut.

Adapun jawabannya, lanjut Ajang, pada tahun ini akan dilaksanakan pembangunan jalan. Sontak, pihaknya pun langsung memberikan informasi gembira kepada para warga yang ada di empat RW.

“Terakhir saya menanyakan ke PLN pada Mei 2024, dan pernah ada jawaban pada tahun ini akan dilaksanakan. Tapi sampai sekarang belum ada informasi lagi,” katanya.

Anggaran Desa Tak Mampu Mengcover Jalan Tersebut

Menurut Ajang, jika memakai anggaran dari desa untuk melakukan pembangunan jalan menuju 4 RW tersebut tidak akan cukup dengan 2 tahun anggaran.

“Kalaupun misalkan dialihkan ke anggaran desa tidak mungkin, karena sudah ada dalam list adendum 6 yang direncanakan oleh pihak PLN dan Pemkab Bandung Barat,” katanya.

Oleh karena itu, ia meminta agar Pemkab Bandung Barat bisa lebih memprioritaskan terkait pembangunan desa-desa yang terdampak proyek Upper Cisokan.

Sebab selama ini, ratusan warga di empat RW tersebut sulit mendapat layanan mobil ambulan desa. Sehingga, terjadi keterlambatan dalam upaya membantu warga dalam kondisi gawat darurag.

Salah satunya, sempat terjadi seorang wanita hamil yang terpaksa harus melahirkan pada sebuah tandu akibat akses jalan tak bisa dilalui oleh ambulans desa.

“Jadi kita (pemdes) merasa percuma menganggarkan dan menyediakan mobil ambulans desa, kalau tidak bisa menolong warga dalam keadaan gawat darurat. Saya harap pemerintah daerah bisa memperhatikan pembangunan akses jalan wilayah itu,” katanya.

Ajang meyakini bahwa jika pembangunan akses jalan menuju empat RW itu telah dilakukan bakal membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dan lebih mempermudah mereka dalam mendapat layanan kesehatan.

“Oleh karena itu saya juga berharap Comdev dari PLN untuk desa terdampak proyek Upper Cisokan itu tidak dialihkan ke mana-mana dan bisa segera terealisasi demi membantu kepentingan ratusan warga yang ada di empat RW desa kami,” tegas Kades.

***

Respon (1)

Komentar ditutup.