PenaKu.ID – Serangan udara Israel di perlintasan Zikim, dekat perbatasan Gaza–Israel, mencatat korban sipil terbanyak sepanjang konflik baru-baru ini.
Pada satu hari di akhir Juli 2025, sedikitnya 20 warga Palestina yang tengah menunggu pasokan makanan dan obat-obatan dilaporkan tewas, dengan lebih dari 100 lainnya luka-luka.
Berikut ini adalah berita serangan Israel saat Warga Palestina antri bantuan.
Situasi Kemanusiaan Warga Palestina
Al Jazeera melaporkan titik perlintasan Zikim kerap digunakan UNRWA dan lembaga kemanusiaan untuk mendistribusikan bantuan.
Namun sejak Mei lalu, Israel melarang aktivitas UNRWA dengan alasan sejumlah staf dituduh melakukan dukungan terhadap Hamas—tuduhan yang hingga kini belum diverifikasi.
Akibatnya, distribusi bantuan dialihkan ke Yayasan Kemanusiaan Gaza, didukung AS, yang beroperasi di selatan, jauh dari lokasi Utara yang terpapar risiko serangan.
Sorotan Komite Palang Merah Internasional untuk Warga Palestina
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengecam insiden ini sebagai bukti “kondisi mengerikan” yang dihadapi warga Gaza.
ICRC menyatakan, bantuan semestinya menyelamatkan nyawa, bukan menjadi sasaran kekerasan.
Mereka menyoroti meningkatnya malnutrisi dan penderitaan ribuan keluarga yang terpaksa mengungsi dari rumah akibat pertempuran intensif antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata.
Insiden Zikim menegaskan betapa rapuhnya zona bantuan kemanusiaan di wilayah konflik. Kematian sipil dalam antrean bantuan mencerminkan kebutuhan segera bagi gencatan senjata lokal dan perlindungan konvoi kemanusiaan.
Hanya dengan jaminan keamanan yang kredibel, jalur bantuan dapat kembali berfungsi efektif, meringankan penderitaan jutaan warga Gaza yang terjebak di tengah konflik.**