PenaKu.ID – Di tengah tuntutan konsumen akan produk pangan yang higienis dan berkualitas, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di bawah Yayasan Project Local Sukabumi membuktikan bahwa dapur komunitas juga mampu menghadirkan menu bergizi dengan sentuhan kreatif. Dua produk yang tengah menjadi sorotan yakni Flos Burger dan susu pasteurisasi, yang tidak hanya menawarkan cita rasa lezat tetapi juga menjadi bagian dari program sosial Makan Bergizi Gratis (MBG).
SPPG MBG tersebut mengajak anda untuk menelusuri ketatnya standar operasional di dapur produksi roti burger dan pabrik pengolahan susu murni. Mulai dari pemilihan gandum terbaik yang diolah menjadi roti lembut dan mengembang, hingga proses pasteurisasi susu segar langsung dari peternakan, setiap langkah diawasi demi memastikan setiap sajian yang sampai di meja makan adalah yang terbaik.
Roti flos burger yang empuk dan segelas susu murni pasteurisasi dingin adalah kombinasi klasik yang tak lekang oleh waktu. Namun, di balik cita rasa familiar ini, para pelaku usaha terus berinovasi. Bagaimana para produsen mengintegrasikan teknologi modern di dapur pembuatan roti flos burger mereka sambil tetap menjaga kandungan nutrisi dan kesegaran susu murni, menjadikannya pilihan utama di era serba cepat ini?
Perwakilan Yayasan Project Local Sukabumi, Muhamad Maulana Aziz mengatakan, program MBG hadir untuk menjawab tantangan pemenuhan gizi seimbang di kalangan masyarakat, terutama anak-anak dan pelajar.
“Kami ingin memastikan makanan bergizi dapat diakses semua kalangan, bukan hanya mereka yang mampu. Dari sana, kami berinovasi menghadirkan menu yang sehat, terjangkau, dan disukai anak muda,” kata Aziz kepada awak media, Senin (10/11/2025).
Lebih lanjut dia menjelaskan salah satu menu unggulan yang kini menjadi ikon SPPG adalah Flos Burger. Burger ini dikembangkan menggunakan bahan berkualitas, mulai dari roti yang lembut yang kita buat dari UMKM setempat, daging yang diproses higienis, hingga sayuran lokal kaya nutrisi. Tampilan modern dan rasa gurihnya membuat banyak pelajar menyambut antusias.
“Alhamdulillah, para pelajar sangat menyukainya dan banyak yang memesan. Di balik itu, kami ingin memperkenalkan makanan bergizi dalam kemasan yang menarik bagi generasi muda,” ucapnya.
Sementara itu, susu pasteurisasi produksi SPPG turut menjadi pelengkap menu MBG. Susu ini diolah dari peternak lokal melalui proses pasteurisasi yang menjaga kualitas dan kandungan nutrisinya.
“Kami ingin mendorong ekonomi lokal sambil meningkatkan asupan gizi anak-anak. Ketika kita membeli dari peternak sekitar, manfaatnya terasa lebih luas,” tambahnya.
SPPG Karamat Kecamatan Gunungpuyuh juga memiliki komitmen kuat dalam mengurangi ketergantungan pada produk pabrikan. Inovasi dilakukan dengan menggandeng UMKM lokal untuk memasok bahan seperti roti, sayuran, dan produk olahan kue. Semua dikombinasikan dengan standar ahli gizi SPPG untuk memastikan menu tetap memenuhi kebutuhan nutrisi.
“Ini sejalan dengan visi dan misi Presiden mengenai penguatan kedaulatan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” bebernya.
Tidak hanya itu, Aziz mengungkapkan bahwa ke depan pihaknya telah menjalin komunikasi dan sosialisasi dengan salah satu sekolah kejuruan (SMK) di Sukabumi untuk bekerja sama dalam maintenance kendaraan distribusi dan perawatan peralatan dapur.
“Kerja sama ini bukan hanya mendukung kelancaran operasional MBG, tetapi juga membuka peluang pembelajaran praktik industri bagi siswa dan menciptakan peluang usaha baru di bidang jasa perawatan,” paparnya.
Maulana Azis juga menilai bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan pengembangan program. Yayasan Project Local Sukabumi membuka ruang kerja sama dengan sekolah, pemerintah daerah, hingga komunitas masyarakat untuk memperluas jangkauan penerima manfaat.
“Flos Burger dan susu pasteurisasi bukan hanya produk, tetapi simbol semangat anak muda Sukabumi untuk bergerak bersama. Dari dapur yang sederhana, lahir gerakan nyata melawan masalah gizi di masyarakat,” pungkasnya.
***






