PenaKu.ID – Dua sejoli anak punk ditemukan tewas diduga akibat meminum minuman oplosan campur alkohol di Kampung Salagedang, Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (19/1/25).
Penemuan jasad kedua anak punk ini pun membuat heboh warga sekitar yang di temukan di depan sebuah ruko
Di lokasi kejadian ditemukan air mineral, 1 botol alkohol murni dan 1 sachet minuman berenergi diduga dioplos dan diminum oleh kedua sejoli tersebut. Dari info warga, anak punk tersebut berasal dari Indramayu dan Batujaya.
Dua anak punk tersebut diketahui bernama Riski (20) asal Batujaya, Karawang, dan Arum (18) asal Indramayu, ditemukan tewas di depan Toko Lancar. Keduanya diduga meninggal akibat mengonsumsi minuman oplosan.
Kronologi Penemuan Jasad Anak Punk
Peristiwa tragis ini pertama kali terungkap pada hari Minggu (18/1/25) sekitar pukul 05.00 WIB oleh Azan (22), setelah menerima telepon dari dua rekannya, Kurdianto (17) dan Salsabila (15). Mereka mendapati Riski dan Arum tak sadarkan diri sejak malam sebelumnya.
Menurut keterangan saksi, Sabtu sore (18/1/2025), kelima remaja tersebut berkumpul dan meminum campuran alkohol 70 persen dengan air putih serta suplemen energi. Awalnya, suasana terlihat santai. Namun, esok paginya, kedua korban tak juga bangun.
“Kurdianto dan Salsabila mencoba membangunkan mereka, tapi tidak ada respons. Mereka panik dan langsung menghubungi saya,” ujar Azan.
Setelah laporan diterima pada pukul 07.40 WIB, Kapolsek Purwasari IPTU Nana Juhana bersama tim, termasuk AIPTU Ferdinand Eka Putra, AIPTU Edward, dan IPDA Sigit S, bergerak cepat ke tempat kejadian perkara (TKP).
“Polisi menemukan sisa alkohol oplosan yang digunakan para korban dan langsung mengamankannya sebagai barang bukti. Jenazah Riski dan Arum dibawa ke RSUD Karawang untuk autopsi oleh Tim INAFIS Polres Karawang guna memastikan penyebab kematian,” ujar Kapolsek Nana.
Kanit Reskrim Polsek Purwasari, AIPTU Ferdinand Eka Putra, mengingatkan masyarakat akan bahaya minuman oplosan.
“Campuran ini sangat berbahaya. Konsumsi alkohol murni yang dicampur bahan-bahan lain bisa menyebabkan kerusakan organ dalam hingga kematian,” tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap aktivitas mencurigakan di sekitar mereka.
“Segera laporkan ke pihak berwajib agar kejadian serupa tidak terulang,” tambahnya.
Anak Punk Identik dengan Kebebasan
Kasus ini kembali menyoroti gaya hidup anak punk yang kerap lepas dari pengawasan keluarga. Banyak dari mereka terjebak dalam jerat minuman oplosan, narkoba, hingga kekerasan, yang berujung pada tragedi.
Masyarakat diharapkan lebih aktif memberikan perhatian kepada generasi muda, terutama dalam mengedukasi bahaya gaya hidup bebas. Keterlibatan keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat penting untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa bahaya minuman oplosan tidak bisa dianggap remeh. Perlu sinergi antara masyarakat dan aparat hukum untuk memutus rantai distribusi alkohol ilegal yang terus memakan korban.
Sambil menunggu hasil autopsi resmi dari pihak berwenang, kasus ini telah memberikan pelajaran berharga bagi semua.
“Seperti kenakalan remaja jika tidak segera ditangani dapat berujung fatal,” tandas Ferdinand.
Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News
**